Adakah yang masih bingung berkegiatan “Aku Hanya Untukmu” ala Enlightening Parenting?
Bulan ramadhan ini saya nemu kegiatan AKU HANYA UNTUKMU yang murah meriah tur sehat wal’afiat.
Awal belajar Enlightening Parenting saya termasuk golongan Mama yang banyak bingungnya, banyak takutnya.
Belom dicoba, udah takut bingung nantinya.
Belom dipraktekkan, udah takut gagal hasilnya. Termasuk memraktekkan AKU HANYA UNTUKMU.
Alhasil judeg duluan. Buahaha…
Adakah yang kaya saya? ๐
Di buku EP ada pembahasan 5 pilar keberhasilan membuat perubahan dalam pengasuhan, salah satunya yaitu membangun kedekatan (rapport). Kedekatan itu ya nggak cuma secara fisik, tapi juga kedekatan yang diterima bawah sadar anak. Jaadi, kalau anaknya ada yang masih nolak, ya tandanya kedekatan juga kepercayaan si anak ke yang ditolak itu belum terbangun dengan baik.
Mbak Okina Fitriani juga menuliskan di buku The Secret of Enlightening Parenting beberapa penelitian yang mengamini bahwa kondisi emosi seseorang atau mood akan mempengaruhi orang lain. Detailnya bisa baca di buku The Secret of Enlightening Parenting ya.
Nah, kalau baca bukunya (The Secret of Enlightening Parenting), maka akan makin ngeh lagi, oalah jebul ada banyak cara ya untuk membangun kedekatan dengan anak, salah satunya AKU HANYA UNTUKMU.
Ada yang belum punya bukunya? ๐
AKU HANYA UNTUKMU ini maksudnya, saya menyediakan waktu 15-30 menit setiap hari khusus untuk Andin tanpa gangguan apapun dan siapapun. Termasuk tangtingtung tangtingtung bunyi HP.
Di bulan selain ramadhan ini, saya melakukan AKU HANYA UNTUKMU itu biasanya malam hari setelah sholat isya’ sampai sebelum tidur. Aktivitasnya gonta-ganti antara pijet Andin, uwel-uwel di tempat tidur, makan snack malam, mendongeng, atau pillowtalk dalam remang-remang syahdunya malam. *Halah
Kalau di bulan selain ramadhan itu biasanya malam hari.
Lalu pas bulan ramadhan gimana?
Di bulan Ramadhan itu kalau sore saya sibuk siapin buka puasa, ngaji, plus malam juga tarawih, maka waktu ideal AKU HANYA UNTUKMU justru setelah subuh sampai sebelum mandi pagi. Walaupun ya sakjane ada kepengenan tidur lagi. Buahahaha….๐คฃ
Nah, yang saya lakukan itu JALAN-JALAN muter kampung berdua sama Andin. Syahdu lo...
Setelah subuh, tunggu matahari muncul dikit barulah kita muter kampung. Udaranya seger, enak. Olahraganya dapet, rapport buildingnya dapet. Efisien, sekali dayung 2 pulau terlampaui ๐คฃ
Saat jalan-jalan Andin nyerooocoooos terus. Kadang nyanyi lagu yang yah itu lagi itu lagi. Kalau Andin nyanyi biasanya saya dilarang ikutan nyanyi. Katanya suara Mama “salah” alias ngganggu khusyuknya Andin menghayati lagu. Hahaha…๐
Jadilah saya cuma senyam-senyum sambil ngikutin gerakan kakinya, loncat-loncat kecil gitu deh nyesuain irama plus diliatin tetangga ๐
Kadang ya jalan-jalan kami diisi cerita Andin, mulai dari kegiatan sekolah, interaksi sama temannya, kalimat-kalimat yang diucapkan guru-guru pengampu kelasnya, bahkan ngresula soal Bapaknya. Hahaha… *Pak Bapak Kena dah ๐
Kalau Andin cerita maka kesempatan saya buat ngorek-orek banyak hal. Gara-gara kegiatan ini juga saya sadar lupa menjadi “detektif kebaikan” untuk sekolah Andin, baik guru maupun teman-temannya. Amnesia jadi “detektif kebaikan” membuat saya mengeneralisasi beberapa minus yang tak rasakan di sekolah Andin. Nila setitik rusak susu sebelanga.
Menjadi “detektif kebaikan” seperti yang Andin ceritakan di pagi hari membuat saya ngeh bahwa iya ya, sekolahnya ini juga banyak jasanya, banyak kebaikan yang Andin rasakan dan memudahkan saya juga sebagai ibu. Jadi, saya mulai mencatat, menjadi “detektif kebaikan” ala EP untuk berbagai hal positif yang dilakukan Andin maaupun lingkungan sekolah. Efeknya justru saya dimampukanNya punya beberapa solusi dalam menghadapi “tantangan” interaksi Andin dengan lingkungan sekolahnya.
Berkah Ramadhan.
Berkah jalan pagi berdua. Makasih nak!
Coba saya tidur lagi, berkah apa ya nanti?! ๐
No comments :
Post a Comment